Di negeri ini sebagian besar musisi yang sukses dalam industri musik adalah seorang otodidak. Sementara musisi akademis sangat jarang terlihat. Betulkah persoalan otodidak vs akademis adalah persoalan hitam vs putih? Tentu tidak sesederhana itu. Tetapi persoalan itu akan dibahas lain kali. Tetapi kenyataannya adalah bahwa mereka yang mengaku otodidak sebenarnya juga menggunakan ilmu-ilmu akademis meskipun tanpa disadarinya.
Persoalan otodidak-akademis adalah persoalan duluan mana antara ayam-telur. Maka mari singkirkan dahulu perdebatan tentang “ayam-telur” tersebut. Yang lebih penting kali ini adalah bagaimana menjadi seorang otodidak yang sukses? (tentu saja kata sukses disini bukan berarti sukses secara materi tetapi sukses mendapat ilmu tarian jawa).
Syarat utama untuk seorang otodidak adalah kemauan keras. Karena untuk mendapatkan sebuah ilmu seseorang otodidak harus “mencari sendiri”. Berbeda dengan kondisi dalam sebuah lembaga pendidikan. Apa saja yang harus dipelajari hingga tahapan materi yang mesti dipelajari telah disusun secara sistematis (meskipun banyak juga lembaga pendidikan musik yang sama sekali tidak memiliki sistem pengajaran. Ini parah sekali, lihat disini juga jual sprei ). Tetapi sesungguhnya materi yang akan dipelajari oleh otodidak maupun akademis adalah sama. Maka kuncinya adalah pahami dahulu “petanya” agar tidak tersesat. Jika belajar dengan buku, bedakanlah antara buku yang memberi ilmu secara “instan” dengan buku yang membahas suatu masalah dari pokok persoalannya. Hal ini hampir sama dengan ungkapan: berilah kail jangan cuma ikan. Dengan pengetahuan yang mengakar membuat banyak persoalan menjadi jauh lebih mudah dipecahkan. Berbeda dengan pengetahuan yang bersifat instan yang hanya memberi satu jawaban untuk satu persoalan.
Lembaga pendidikan seperti dj school bagi yang belajar musik di lembaga pendidikan, tempat kursus, ataupun private di rumah, tentu bebannya jauh lebih sedikit. Karena materi telah dipersiapkan. Sehingga siswa tinggal berkonsentrasi menerima pelajaran yang diberikan. Tetapi perlu diwaspadai, karena tidak semua lembaga pendidikan musik memiliki sdm dan sistem yang kredibel. Kesuksesan sebuah proses belajar mengajar tergantung dari tiga faktor: pendidik, anak didik, dan sistem pengajarannya.
Jadi belajar di manapun, asalkan ketiga faktornya mendukung, tentu hasilnya akan memuaskan. Persoalannya kemudian adalah, bagai mana cara mengetahui (terutama) seorang pendidik musik dan sistem pengajarannya cukup bagus? Seorang pemain yang bagus belum tentu dapat menjadi pendidik yang bagus. Sebelum memutuskan untuk belajar pada lembaga pendidikan tertentu atau seseorang yang dapat mengajar musik, lebih baik tanyakan dahulu tentang silabus pengajarannya.
Dukung kampanye stop dreaming start action
http://xpressi-music.blogspot.com
Persoalan otodidak-akademis adalah persoalan duluan mana antara ayam-telur. Maka mari singkirkan dahulu perdebatan tentang “ayam-telur” tersebut. Yang lebih penting kali ini adalah bagaimana menjadi seorang otodidak yang sukses? (tentu saja kata sukses disini bukan berarti sukses secara materi tetapi sukses mendapat ilmu tarian jawa).
Syarat utama untuk seorang otodidak adalah kemauan keras. Karena untuk mendapatkan sebuah ilmu seseorang otodidak harus “mencari sendiri”. Berbeda dengan kondisi dalam sebuah lembaga pendidikan. Apa saja yang harus dipelajari hingga tahapan materi yang mesti dipelajari telah disusun secara sistematis (meskipun banyak juga lembaga pendidikan musik yang sama sekali tidak memiliki sistem pengajaran. Ini parah sekali, lihat disini juga jual sprei ). Tetapi sesungguhnya materi yang akan dipelajari oleh otodidak maupun akademis adalah sama. Maka kuncinya adalah pahami dahulu “petanya” agar tidak tersesat. Jika belajar dengan buku, bedakanlah antara buku yang memberi ilmu secara “instan” dengan buku yang membahas suatu masalah dari pokok persoalannya. Hal ini hampir sama dengan ungkapan: berilah kail jangan cuma ikan. Dengan pengetahuan yang mengakar membuat banyak persoalan menjadi jauh lebih mudah dipecahkan. Berbeda dengan pengetahuan yang bersifat instan yang hanya memberi satu jawaban untuk satu persoalan.
Lembaga pendidikan seperti dj school bagi yang belajar musik di lembaga pendidikan, tempat kursus, ataupun private di rumah, tentu bebannya jauh lebih sedikit. Karena materi telah dipersiapkan. Sehingga siswa tinggal berkonsentrasi menerima pelajaran yang diberikan. Tetapi perlu diwaspadai, karena tidak semua lembaga pendidikan musik memiliki sdm dan sistem yang kredibel. Kesuksesan sebuah proses belajar mengajar tergantung dari tiga faktor: pendidik, anak didik, dan sistem pengajarannya.
Jadi belajar di manapun, asalkan ketiga faktornya mendukung, tentu hasilnya akan memuaskan. Persoalannya kemudian adalah, bagai mana cara mengetahui (terutama) seorang pendidik musik dan sistem pengajarannya cukup bagus? Seorang pemain yang bagus belum tentu dapat menjadi pendidik yang bagus. Sebelum memutuskan untuk belajar pada lembaga pendidikan tertentu atau seseorang yang dapat mengajar musik, lebih baik tanyakan dahulu tentang silabus pengajarannya.
Dukung kampanye stop dreaming start action
http://xpressi-music.blogspot.com
Related Post:
tips
- 10 Hal Yang Dibutuhkan Wanita Saat Patah Hati
- Otak kamu... Cenderung yang kanan atau kiri ?
- Kok bisa pingsan ?
- Mau Cepat Kurus Tapi Tak Kuat Lari? Nonton Saja Film Horor ...
- 9 Cara Redakan Sakit Hati Setelah Putus Cinta
- 10 Cara Sederhana Agar Bahagia
- Tips Agar Baterai Blackberry Tidak Boros
- 7 Hal Aneh Wanita Disukai Pria
- 10 kebiasaan yang dapat dilakukan untuk memperkuat jantung
- Cara Menyelamatkan Hape HP Ponsel Yang Terendam atau Kena Air !!
- 6 Manfaat Kesehatan Mendengar Musik
- Trik Mengubah Flashdisk Menjadi RAM
- Tips Menghilangkan Rasa Galau
- 6 Kebiasaan Orang Indonesia yang Salah Kaprah
- Inilah 3 Buah Penghalau Penuaan Dini
- 10 Tips Menggunakan Notebook dan Laptop
- Kumpulan Kata Kata Mutiara Bijak Terbaik
- Cara Menginsyafkan Teman yang aL4Y
- 23 Ciri Orang Yang Mencintai Kamu
- Tips Menghadapi Ejekan Dari Orang Lain
- Cara Mengatasi Hidung Mampet Secara Alami
- Tidur 5 menit di siang hari
- 37 Alasan Mengapa Hidup Begitu Menyenangkan
- TIPS Pacaran Jarak Jauh (LDR)
- Mengintip Cara Unik Pelajar Jepang Nyontek
musik
- 8 Adegan Memalukan Artist di Atas Panggung
- Grup Band Harus Pintar Mengelolah Fans
- 6 Band Paling Unik Di Dunia
- Gereja di Swedia Gunakan Musik Techno
- Leeteuk Meminta Maaf Karena Tidak Bisa Hadiri Konser Hingga Selesai
- SMTOWN Di Jakarta Sukses Besar
- GITAR UNIK YANG DIBUAT DARI STICK ES KRIM
- GITAR GITAR YANG UNIK
- 5 Fakta Musik Indonesia Sangat Membosankan !
- Ada Plagiat SNSD Dari Korea Utara?
- T-Shirt Canggih ini Dapat Dipakai Bermain Drum
- Waaah…Pemutar Musik Tenaga Detak Jantung
- 6 Manfaat Kesehatan Mendengar Musik
- Alat Alat Musik yang nyeleneh tapi kreatif
- 10 Anggota Boyband Korea Berwajah Feminim
- 15 Komposer Terhebat Sepanjang Sejarah
- 5 Grup musik wanita terpopuler di Korea
- 6 Gitar Termahal di Dunia
- Lagu Dengan Durasi Terpanjang
- Pesan Kematian Para Musisi Lewat Lagu yang Dibuatnya
- 31 Fakta Mengejutkan Tentang Artis dan Selebritis Korea (KPOP)
- Fakta Unik Tentang SNSD
- Alat-alat musik yang unik
- 10 MUSISI Yang TEWAS SECARA TRAGIS
- 10 Lagu Terbaik (music online 88)
0 komentar:
Post a Comment