Beberapa tahun terakhir nama-nama pesawat-pesawat komersial buatan
China dan Rusia kian akrab di telinga masyarakat Indonesia. Beberapa
model pesawat itu mulai banyak dipesan oleh maskapai penerbangan
Indonesia.
Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Ishaful Hayat mengatakan bahwa masuknya pesawat buatan China dan Rusia ke Indonesia merupakan konsekuensi dari pesatnya permintaan pasar penerbangan di Indonesia.
Menurutnya pesawat buatan China maupun Rusia mampu menjawab permintaan pasar di segmen pesawat dengan daya angkut menengah bawah atau di bawah 110 kursi yang ditinggalkan oleh produsen pesawat papan atas.
"China dan Rusia melirik masuk, kita sekarang ini ada hubungannya dengan tutupnya pabrik Fokrer (Belanda), jenis segmen (di bawah 110 kursi) itu berkurang produksinya, sementara Boeing lebih banyak produk pesawat-pesawat besar, sementara pangsarnya ada," katanya kepada detikFinance, Kamis (10/5/2012)
Dengan kenyataan itu, para pabrikan pesawat China maupun Rusia, ramai-ramai mengembangkan segmen pasar pesawat dengan kapasitas penumpang kelas menengah bawah. "Itu termasuk China dan Rusia, kita (PT DI) juga mengejar segmen ini. Para produsen pesawat melihat, dengan ditutupnya Fokker, orang melirik kelas menengah sekitar 110 seat menengah bawah," jelasnya.
Menurutnya ada beberapa pertimbangan maskapai Indonesia berminat pada pesawat-pesawat buatan China dan Rusia, selain pertimbangan harga yang lebih murah, juga mempertimbangkan kecocokan ukuran pesawat-pesawat buatan China maupun Rusia dengan medan di Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
"Maskapai kita tertarik karena faktor harga juga.
Daerah kita juga daerah kepulauan, pulaunya banyak kecil-kecil, jadi arus penumpangnya kecil, landasan pendek, pasar memang cocok di pasar pesawat-pesawat itu," katanya.
Sebelumnya dua maskapai Indonesia telah memesan 30 unit pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ) 100 dari Rusia. Pesawat SSJ 100 ini merupakan katagori sipil untuk kepentingan komersial.
Sebanyak 18 pesawat merupakan permintaan dari Kartika Airlines dan 12 pesawat merupakan permintaan Sky Aviation. Pesawat ini buatan Sukhoi Civil Aircraft Company (SCAC) yang bekerjasama dengan Alinea Aeronautica.
Pada Februari 2011, SSJ 100 telah meraih Sertifikat Type (Type Certification) dari Otoritas Sertifikasi Rusia dan sertifikasi dari Otoritas Penerbangan Uni Eropa (EASA).
Sementara itu PT Merpati Nusantara Airlines memesan 40 pesawat jet ARJ 21-700 buatan Commercial Aircraft Corporation of China (Comac) berbarengan dengan pameran Singapore Airshow 2012.
PT Merpati Nusantara juga telah mendatangkan sekitar 15 pesawat MA 60 buatan Xian Aircraft China, dari 22 pesawat yang dipesan Merpati. Tahun lalu, pesawat MA 60 Merpati ini sempat mengalami kecelakaan di Kaimana Papua.
Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Ishaful Hayat mengatakan bahwa masuknya pesawat buatan China dan Rusia ke Indonesia merupakan konsekuensi dari pesatnya permintaan pasar penerbangan di Indonesia.
Menurutnya pesawat buatan China maupun Rusia mampu menjawab permintaan pasar di segmen pesawat dengan daya angkut menengah bawah atau di bawah 110 kursi yang ditinggalkan oleh produsen pesawat papan atas.
"China dan Rusia melirik masuk, kita sekarang ini ada hubungannya dengan tutupnya pabrik Fokrer (Belanda), jenis segmen (di bawah 110 kursi) itu berkurang produksinya, sementara Boeing lebih banyak produk pesawat-pesawat besar, sementara pangsarnya ada," katanya kepada detikFinance, Kamis (10/5/2012)
Dengan kenyataan itu, para pabrikan pesawat China maupun Rusia, ramai-ramai mengembangkan segmen pasar pesawat dengan kapasitas penumpang kelas menengah bawah. "Itu termasuk China dan Rusia, kita (PT DI) juga mengejar segmen ini. Para produsen pesawat melihat, dengan ditutupnya Fokker, orang melirik kelas menengah sekitar 110 seat menengah bawah," jelasnya.
Menurutnya ada beberapa pertimbangan maskapai Indonesia berminat pada pesawat-pesawat buatan China dan Rusia, selain pertimbangan harga yang lebih murah, juga mempertimbangkan kecocokan ukuran pesawat-pesawat buatan China maupun Rusia dengan medan di Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
"Maskapai kita tertarik karena faktor harga juga.
Daerah kita juga daerah kepulauan, pulaunya banyak kecil-kecil, jadi arus penumpangnya kecil, landasan pendek, pasar memang cocok di pasar pesawat-pesawat itu," katanya.
Sebelumnya dua maskapai Indonesia telah memesan 30 unit pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ) 100 dari Rusia. Pesawat SSJ 100 ini merupakan katagori sipil untuk kepentingan komersial.
Sebanyak 18 pesawat merupakan permintaan dari Kartika Airlines dan 12 pesawat merupakan permintaan Sky Aviation. Pesawat ini buatan Sukhoi Civil Aircraft Company (SCAC) yang bekerjasama dengan Alinea Aeronautica.
Pada Februari 2011, SSJ 100 telah meraih Sertifikat Type (Type Certification) dari Otoritas Sertifikasi Rusia dan sertifikasi dari Otoritas Penerbangan Uni Eropa (EASA).
Sementara itu PT Merpati Nusantara Airlines memesan 40 pesawat jet ARJ 21-700 buatan Commercial Aircraft Corporation of China (Comac) berbarengan dengan pameran Singapore Airshow 2012.
PT Merpati Nusantara juga telah mendatangkan sekitar 15 pesawat MA 60 buatan Xian Aircraft China, dari 22 pesawat yang dipesan Merpati. Tahun lalu, pesawat MA 60 Merpati ini sempat mengalami kecelakaan di Kaimana Papua.
sumber : http://www.klikunic.com/2012/05/era-masuknya-pesawat-made-in-china-dan.html#ixzz1uUT4LUgo
agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
ReplyDeleteayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
pin bbm :2B389877
AJOQQ menyediakan 8 permainan yang terdiri dari :
ReplyDeletePoker,Domino99 ,BandarQ,BandarPoker,Capsa,AduQ,Sakong,Bandar66 ( NEW GAME )
Ayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :)
Bonus : Rollingan 0.3% dan Referral 20% :)