Mungkin
  orang tua kita menyebutnya ‘erep-erep’,yaitu kondisi saat mahluk halus
  menindih tubuh kita yang sedang tidur. Apakahbenar demikian? Apa  
sesungguhnya penyebab erep-erep?
Berdasarkan kacamata medis, keadaan itu disebut sleep paralysis
  atau kelumpuhan tidur. Fenomenaini bisa terjadi pada siapa saja.  
Setidaknya orang akan mengalaminya sekaliatau dua kali dalam hidupnya. Tapi tak perlu khawatir, sleep paralysis biasanya tidakberbahaya.
Ketika
  seseorang tidur, aktifitas otak mengalami dua hal berbeda, yangdisebut
  tidur aktif atau REM (rapid eye movement) dan tidur non-REM.
Non-REM selama tidur akan menghasilkan gerakkan selama tertidur,
  seperti berbicara dalam tidur atau berjalan ketika tidur.Sedangkan REM
  akan mempengaruhi denyut jantung, laju respirasi dan tekanandarah 
ketika  tidur.
Secara psikologis, sleep paralysisberhubungan dengan tidur di tahap REM, dimana setelah mengalami tidur REM, mataterbuka namun paralysis tetap bertahan.
Biasanya hal ini mengakibatkan halusinasi. Sleep paralysis
  terjadi sekitar 2-3 menit. Setelah otak dan tubuhberhubungan kembali, 
 penderita dapat menggerakkan tubuhnya kembali. Namun,memori dari 
sensasi  yang mengerikan atau mimpi buruk biasanya dapat bertahanlama.
Secara fisiologis, penyebab sleep paralysis belum diketahui secarapasti. Sejauh ini, para psikologis memberikan gambaran umum mengenai penyebabterjadinya sleep paralysis seperti pola tidur tak tentu, stress,dan perubahan mendadak pada lingkungan atau gaya hidup, dan kebiasaan tidur menghadap ke atas.
Hey,
  kebiasaan tidur menghadap ke atas?Nah, sekarang kita tahu salah satu  
kegunaan mengapa Rasulullah Muhammad S.A.W. mempraktekan danmenganjurkan
  tidur menyamping-menghadap ke kanan, bukan?



OOOOO....:P ;)
ReplyDeleteO slamat nah.... hahaha JK
Delete